Tim TPID NTB Melaksanakan Capacity Building Ke Jawa Timur Untuk Menjaga Inflasi Di NTB
Tim
Pengendalian Inflasi Daerah NTB melaksanakan capacity
building Di BUMD PT. Puspa Agro Jatim.(Cahayantb)
Cahayantb.Jawatimur - Pengendalian inflasi menjadi hal yang
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harga barang komoditas
yang stabil mampu memberikan dampak positif terhadap konsumen, sebaliknya harga
barang yang terus meningkat secara tajam
berisiko menurunkan daya beli masyarakat. Dengan demikian, peran Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjadi strategis guna menjaga kestabilan
harga di daerah, termasuk di Provinsi NTB.
Salah satu langkah startegis TPID Provinsi NTB dalam mengendalikan inflasi adalah dengan
mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), sebagai penyangga
ketahanan pangan. Langkah awal tersebut dilakukan dengan melaksanakan capacity
building ke Provinsi Jawa Timur, khususnya ke BUMD PT. Puspa Agro Jatim (27/4).
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut, diikuti oleh pejabat – pejabat TPID NTB. Pejabat dimaksud antara lain Kepala BI Provinsi NTB – Achris Sarwani, Asisten Perekonomian dan Pembangunan – Chairul Mahsul, Kepala Biro Ekonomi – Ahmad Nur Aulia, Kepala Bappeda – Ridwansyah, Kepala Dinas Perdagangan– Putu Selly Andayani, Kepala Dinas Pertanian– Husnul Fauzi, Kepala Dinas Peternakan – Aminurrahman, Kepala Dinas Perindustrian – Baiq Eva Nurcahyaningsih, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan – Lalu Hamdi, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan – Budi Septiani. Selain itu kegiatan juga turut diikuti oleh Satgas Pangan Polda NTB, Bulog Divre NTB, PT. Gerbang NTB Emas (GNE) dan seluruh perwakilan dari TPID Kab/Kota.
Meski merupakan daerah penghasil, Provinsi NTB tidak
terlepas dari permasalahan naik-turunnya harga komoditas. Salah satu upaya yang
akan dilakukan adalah dengan mendorong efisiensi tata niaga perdagangan,
sehingga dapat memangkas rantai distribusi dan menurunkan harga di tingkat
konsumen. Peran BUMD dalam hal ini
menjadi strategis, sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam menjaga
stabilitas harga dengan menjaga ketersediaan pasokan serta kelancaran
distribusi.
“BUMD di NTB diharapkan dapat memperkuat value chain (rantai
nilai) dari hulu ke hilir, utamanya pada komoditas-komoditas penyumbang
inflasi. Lebih jauh lagi, BUMD dapat bersinergi dengan UMKM – UMKM yang ada
untuk meningkatkan nilai tambah komoditas melalui skema hilirisasi komoditas
mentah. Dengan demikian, selain harga di tingkat konsumen menjadi stabil, produsen
tetap dapat menikmati peningkatan pendapatan” ujar Achris.
Lanjut Achris, sinergi antara Dinas terkait dan seluruh TPID
di tingkat Kab/Kota menjadi kunci sukses pengendalian inflasi daerah oleh TPID.
Program – program kerja yang sudah ada diharapkan dapat saling melengkapi satu
sama lain, didukung oleh ketersediaan data harga komoditas yang akurat hingga
tingkat Kab/Kota.
Senada dengan Achris, Chairul Mahsul mendorong PT. GNE
sebagai BUMD NTB untuk segera membuat anak perusahaan, yang fokus bergerak di
bidang ketahanan pangan. Anak perusahaan tersebut dapat terbentuk sesegera
mungkin, setelah melalui berbagai proses perizinan dan kalkulasi likuiditas
yang cermat.
PT. GNE juga diharapkan dapat bersinergi dengan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) yang sudah ada, sebagai penghubung antara produsen dan
pembeli. Chairul meyakini bahwa dengan komitmen yang kuat, maka upaya
pengendalian harga melalui BUMD dapat terwujud.
Selain ke Puspa Agro, kegiatan capacity building mengarah ke
beberapa tempat lainnya yakni klaster UMKM kedelai di Koperasi Agro Prima Kab.
Lamongan serta klaster hotirkultura Gapoktan Mitra Arjuna di Batu – Malang.
Kedua UMKM tersebut tidak hanya memproduksi komoditas mentah, namun juga
mengolahnya ke berbagai produk turunan.
Beberapa komoditas olahan dari klaster
kedelai antara lain tempe higienis dan tepung limbah. Sementara itu, Gapoktan
Mitra Arjuna telah mampu memproduksi aneka makanan ringan berbahan dasar
buah-buahan serta makanan beku.
Ke depan, diharapkan UMKM-UMKM di NTB dapat meningkatkan
nilai tambah melalui pengolahan produk turunannya. Dengan potensi pasokan yang
berlimpah di NTB, hilirisasi produk turunan komoditas mampu berdampak positif
terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.(Andet)
No comments