Dewan Lombok Utara Pertanyakan Hasil Perjalanan Bupati Ke Luarnegeri
![]() |
Foto : Ardianto.SH.Ketua Komisi l DPRD Lombok Utara |
Ketua komisi l DPRD Lombok utara Ardianto mengatakan, “idealnya
kerjasama luar negeri itu adalah tugas negara bukan daerah,tapi tidak menjadi persoalan
pada hal-hal tertentu pimpinan daerah itu berkunjung atau kerjasama keluar
negeri ,tidak ada persoalan sepanjang kerjasama itu di pandang penting dalam
rangka mendukung kinerja dan capaian jangka pendek dan menengah sesuai visi misi”.
“Ketika itu memang tidak ada relevansinya untuk pencapaian
visi misi,saya rasa itu sia-sia”,tambahnya.
“Sekarang,pemerintah ini sedikit-sedikit kerjasama dengan
luar negeri ,cina,tingkok,newzeland,turki dan lain sebagainya,kemudian sedikit-
sedikit louncing .Kita disugukan seperti ini terus”,jelasnya.
Sementara program inti yang sudah tercantum dalam visi misi,“menurunkan
angka kemiskinan tidak tercapai,dari target 29% pada 2017,masih di angka
32%,kemudian capaian PDAM yang ditargetkan
56% tidak tercapai,3.000 wira usaha baru yang dijanjikan pada 2017,sampai
saat ini nol”,tambahnya.
“RTLH tidak berjalan maksimal karena perencanaan yang dilakukan ini tidak sesuai,perencanaannya
bagus tapi satupun tidak berjalan,semua orang bisa berencana dan itu
baik,tetapi yang perlu kitaliat outputnya,”tambahnya.
“Kita tidak menyalahkan pimpinan daerah keluarnegeri silahkan saja tetapi
jangan lupakan apa yang tertuang dalam visi misi itu,kita pacu terus,agar kita
tidak dicap gagal sama masyarakat,ini yang kita hindari,mereka belum gagal tapi
kalok begini terus mereka akan dapat cap gagal nanti oleh masyarakat, kita
hindari itu,”ujar ketua komisi satu Ardianto.
Ardianto menegaskan,dengan belanja daerah kita 984 milyar saya
rasa tidak sulit untuk mencapai itu,tidak tercapainya saat ini pertama saya katakan bahwa perencanaan tidak bagus
terbukti apa yang direncanakan dan dianggarkan itu tidak bisa berjalan,yang
kedua silva kita di 2017 kemarin mencapai 78 milyar,diera pemerintahan sebeumnya tidak pernah sampai setinggi itu. Tiga tahun
berturut turut rata rata diatas 75 milyar 78 milyar silva kita ini menunjukkan
banyak perogram kita tidak berjalan,apa artinya pendapatan kita baik belanja
kita banyak kalok itu tidak bisa kita gunakan,jelasnya.
“oleh karena itu kami di DPRD tidak perlu diminta untuk
membuktikan hasil kerja sama newzaland tentang lahan pertanian yang dikayangan,tidak
perlu itu,cukup LKPJ sebagai panduan kami jadi lebih banyak sekarang pemerintah
ini saya lihat terbuai oleh kegiatan
kegiatan yang sifatnya terpikir sesaat ,Tambahnya.
“Kemudian program jubah,ini adalah pekerjaan pekerjaan yang difikirkan sepontan melihat kinerja yang
dilakukan oleh gr 10.000,itu kok pemerintah mengambil alih,padahal pemerintah
punya jalan lain yaitu RTLH. Itu tidak bisa berjalan baik, RTLH itu kita
anggarkan 9 milyar ter-realisasi lima milyar,sekarang kita anggarkan 10 milyar
ter-realisasi tidak semuanya, ini artinya perencanaan tidak bagus sehingga
menurut saya fokus kepada apa yang direncanakan,”ungkapnya.
Sekarang pada posisi ini kita sudah mau masuk semester pertama,yang
ter-realisasi APBD kita baru 12 koma sekian persen tidak ideal itu,”akibatnya
apa?diakhir tahun nanti akan terjadi tumpang tindih pekerjaan kebut kebutan,idealnya
kalok semester pertama itu harus diatas 30%.APBD 12% itu pun didominasi
oleh belanja tidak langsung apakah ini epaktif,apakah sekarang akan tercapai
visimisi yang tertinggal itu,ini persoalan.”tanyanya
“Kalok kita bicara pertanian holtikultura daerah cukup
dengan belajar ke IPB, bicara kerjasama pendidikan banyak di indonesia ini yang
ternama yang bisa kita ajak kerjasama,artinya bukan tidak boleh dengan luar
negeri bolehlah,tapi maksimalkan dulu didaerah kita agar pimpinan daerah itu
betul betul konsen dan bisa memenuhi janji janji didalam kontrak politiknya
lebih lebih kalok bupati ikita sekarng ini tidak tanggung tanggung menempelkan
10 kontrak politik nya itu dan menjaminkan diri untuk mengundurkan diri kalok tidak bisa tercapai,ini tidak main-main
maka fokuslah kesitu,”katanya.
Tujuan pemerintah daerah ke jepang adalah untuk mendapatkan mobil ambulance dan mobil pemadam kebakaran,saya rasa itu bukan
hal yang substansi ,”ambulan kita setiap desa ada, mobil damcar kita pun ada”,tambahnya
“ dengan silva itu kita
bisa beli ambulan lima,kalok kita maksimalkan itu tidak orgen orgen amet.”tambahnya.
“Kemudian kerjasama
dengan tiongkok masalah ekspor kelapa,justru membuat
harga kelapa kita melorot di KLU,dulu di
harga 4 ribujustru sekarang turun
menjadi 1.000,”tegasnya.
“Kita berharap pemerintah daearh kita tidak gengsi dan
ego,mari kita diskusi kan,masukan itu jangan dianggap perlawanan tapi saran
masukan itu adalah untuk kebaikan kita bersama ,kita belum melihat secara ril
samasekali hasilnya,”tutupnya.(Andet)
No comments