Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kesan
Cahayantb.com - Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB mencapai 7,1% dari 5,6 % pertumbuhan ekonomi nasional Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sangat berpengaruh kepada sistem dan tatanan kehidupan masyarakat NTB. Namun beberapa bulan belakangan ini, kondisi perekonomian NTB mengalami penurunan atau kontraksi cukup parah akibat bencana gempa berkekutan 6,4 SR dan 7,0 SR yang mengguncang NTB pada tahun 2018. Berdasarkan pernyataan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Achris Sarwani mengatakan bahwa pasca gempa, pertumbuhan ekonomi NTB khususnya Pulau Lombok pasti akan mengalami kontraksi dan diperkirakan mengalami pertumbuhan minus 8% sampai 10%. Salah satu dusun yang merasakan dampak gempa NTB terbesar adalah Dusun Kekait Daye. Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Dusun Kekait Daye, Bapak Yusron mengungkapankan bahwa “85% pemukiman warga Kekait Daye mengalami kerusakan parah, 10% mengalami kerusakan sedang, dan 5% mengalami kerusakan ringan serta mengakibatkan lumpuhnya sektor pendapatan (perekonomian) masyarakat setempat”.
Dusun Kekait Daye merupakan salah satu dusun dari 7 dusun yang ada di Desa Kekait. Dusun ini memiliki Luas wilayah 2.000 m2 dengan total jumlah penduduk 1.542 jiwa. Secara geografis, terletak antara 0º24’ - 1º02’ lintang utara dan 121º - 121º32’ bujur timur dengan wilayah topografi terdiri atas lembah dan daerah perbukitan yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan wisata pedesaan.
Potensi andalan utama Dusun Kekait Daye adalah hasil perkebunan.
Hasil perkebunan yang paling terkenal (familiar) dari Dusun Kekait Daye ini adalah Air Nira (Aren). Dusun Kekait Daye sendiri sudah lama menjadi salah satu Dusun penghasil air nira terbesar di NTB, bahkan digelari sebagai kampung aren (nira). Perkebunan menjadi sektor andalan mata pencaharian masyarakat dusun ini, terlihat dari 90% penduduk kekait daye berprofesi menjadi petani aren. Namun semua usaha yang selama ini dilakukan terputus karena alat penunjang produksi olahan air nira rusak akibat dampak gempa.
Selain itu juga beberapa kendala atau permasalahan yang dihadapi masyarakat Kekait Daye dalam mengembangkan potensi lokal daerah (air nira). Diantaranya pengolahan air nira masih sebatas produk-produk konvensional, seperti gula merah, gula semut, dan tuak manis. Olahan air nira tidak didukung dengan adanya diversifikasi produk olahan di kalangan masyarakat yang mampu mendorong nilai jual olahan air nira lebih ekonomis. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat tentang metode pengemasan produk dan teknik pemasaran hasil pengolahan air nira yang tepat, mengakibatkan sulitnya membangun kembali perekonomian masyarakat pasca gempa.
Inilah yang kemudian mendorong 5 Mahasiswa dari Universitas Mataram yaitu Adi Septiawan (S1 Manajemen), Rangga Alif Faresta (S1 Pendidikan Fisika), Zamzami (S1 Agroekoteknologi), Sindi Nopita Agustina (S1 Pendidikan Matematika) dan Alan Maulana Karisma (S1 Teknik Sipil) serta dosen Pembimbing, Ir. Hery Harianto,M.Si melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat yang berhasil mendapatkan pendanaan dari KEMRISTEKDIKTI tahun 2019. Dimana kelompok mahasiswa ini melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Program yang mereka namakan KESAN (Kekait Daye Sejuta Harapan). Pemberdayaan masyarakat melalui diversifikias olahan air nira. Produk yang mereka hasilkan di antaranya minuman isotonik ,permen aren, cokelat seduh aren dan kopi aren dengan berbagai rasa. Tidak sampai disitu, kelompok ini mengajarkan teknik pengemasan yang menarik pada produk yang telah mereka buat dan mengajarkan teknik pemasaran yang baik.
“Dalam melakukan pemberdayaan ini, kami mulai melakukan dengan observasi, untuk mencari tahu olahan apa yang bisa dikembangkan. Setelah itu langkah pertama adalah sosialisasi pengolahan air nira , pengemasan dan pemasaran yang baik” ujar Adi selaku ketua tim.
Namun sebelum itu, masyarakat diberikan semacam pretes- dan posttest untuk mengukur pemahaman mereka.
“Sebelum kegiatan sosialisasi dimulai, kami melakukan pretest terlebih dahulu. Ini penting agar apa yang kami lakukan tepat sasaran. Nah, setelah sosialisasi selesai kami kembali melakukan test untuk mencari tahu apakah terjadi perubahan mindset masyarakat terhadap olahan air nira yang kami ajarakan” ujar Sindi selaku sekretaris tim.
“Setelah semua produk jadi, maka langkah selanjutnya adalah pemasaran produk. Masyarakat dibantu bagaiamana memasarkan produk mereka dengan baik agar dilirik oleh konsumen, tentu melalui pengemasana yang menarik. Dan kami membuatkan kemasan khusus untuk dusun ini, agar memiliki ciri khas produk” tambah Zamzami selaku penanggung jawab kemasan .
Kelompok ini juga mengajarkan, bagaimana memanfaatkan sosial media sebagai marketplace mereka. Rangga selaku anggota tim yang juga bertanggung jawab sebagai Content Creator pada tim ini mengajarkan cara pemasaran melalui media online.
“Alhamdulillah, setelah kami ajarkan bagaimana pemasaran yang baik, semua produk yang diproduksi sudah mulai dilirik oleh konsumen”
Program pemberdayaan ini akan berlangsung hingga bulan Juli mendatang. Dan tim ini masih terus memperbaiki kualitias produk yang dihasilkan agar dapat bersaing dengan produk-prosduk lainnya.(www.kampung-media.com)
No comments