• Berita Terkini

    Pemkab Sumbawa Barat Dampingi Warga Kembangkan Usaha Kopi Rarak

    Cahayantb.com - Sumbawa Barat. Diskominfo, Desa Rarak Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat memiliki potensi kopi yang berkualitas. Kopi rarak dikenal memiliki kualitas kopi yang baik, mempunyai aroma dan ciri khas ketika dinikmati, tetapi sayang potensi kopi di desa yang berada di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut (MDPL) tersebut belum berkembang, hal tersebut dikarenakan prosesnya masih menggunakan cara dan pola tradisional.
    Sekitar 500 Kepala Keluarga yang berada di tiga dusun di desa tersebut belum bisa mengembangkan bisnis kopi secara baik, bahkan belum bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Kopi biasa dijual hanya di sekitar warga desa dan dinikmati sendiri. 
    Untuk lebih meningkatkan kualitas, hasil produksi, dan Membranding Kopi Rarak Sesuai Standar Kualitas Pengolahan Kopi Yang Baik, Staf Ahli bidang Ekonomi, Slamet, SP., MM., melakukan pendampingan pemberdayaan petani pengolah kopi dengan tujuan agar dapat menjadikan kopi Rarak yang mempunyai harga jual dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
    Pendampingan tersebut dalam rangka pelaksanaan proyek perubahan pelatihan kepemimpinan nasional (PKN) Tingkat II Angkatan ke XIV Tahun 2019. Disamping melihat secara langsung cara pengolahan kopi secara tradisional, pendampingan juga diisi dengan riset dan pertukaran informasi antara warga desa dengan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan KSB. 
    “Dalam pendampingan pengolahan kopi yang telah kami lakukan, yaitu dengan perubahan inovasi, mulai dari pasca panen kopi, pemilahan kopi yang berkualitas, serta cara mengolahnya sesuai standar pengolahan yang baik sehingga kopi yang dihasilkan berkualitas dan ciri khasnya dapat dipertahankan,” kata Slamet saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (12/9/2019). 
    Menurut Slamet, proses pengolahan yang dilakukan oleh warga Rarak secara tradisonal bisa menjadi nilai jual atau branding yang mempunyai ciri khas tersendiri yang berpengaruh pada aroma dan cita rasanya, bahkan dapat menjadi kopi khas Sumbawa Barat. 
    Agar berkualitas dan nilai jualnya tinggi, sambung Slamet, kopi harus diseleksi terlebih dahulu pada saat panen, memastikan proses pasca panennya berjalan baik, dan memastikan bahwa kopi ini adalah kopi organik tanpa campuran apapun.
    Salah satu pelaku usaha kopi di desa Rarak, Kaharuddin AL yang akrab disapa Eros,  berharap bantuan dari pemerintah untuk membesarkan usaha yang digelutinya saat ini. Bantuan berupa kemasan yang baik, alat pengolahan yang modern tanpa mengurangi ciri khas dan cita rasanya. 
    “Saya maunya seperti pengusaha kopi lainnya yang sudah sukses mempromosikan dan menjual kopinya sampai luar daerah. Selama dua tahun ini saya sudah memproduksi kopi siap minum sekitar 900 bungkus, tapi itu dijual di sini saja dan diminum sendiri,” kata Eros. 
    Harapan Eros dalam mengembangkan kopi ini sangat besar. Ia meminta kepada pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kemasan yang bagus, Izin usaha dan label Halal. Harga untuk satu bungkus kopi Robusta adalah Rp50 ribu per 400 gram sementara kopi luwak Rp70 ribu per 400 gram. 
    Sementara itu, menanggapi permintaan Eros dan beberapa warga, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan KSB yang diwakili oleh Kepala Seksi UMKM, Apriadi mengatakan, pendampingan yang dilakukan Staf ahli dan dinas terkait ini akan bermuara kepada pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat sehingga akan mensejahterakan masyarakat di Rarak. 
    Pihaknya akan membantu para petani dan pelaku usaha kopi di desa Rarak Ronges, sehingga mendapat izin, label Halal dan pengemasan serta penjualan secara luas. Tetapi harus dengan kualitas yang baik sehingga berkembang semakin maju. 
    “Kami berharap warga di sini dapat membuka wawasannya, agar mengolah kopi ini lebih besar dengan cara higienis dan modern. Hal tersebut akan meningkatkan jumlah produksi dan menjaga kualitas kopi,” tutur Apriadi. 
    Apriadi berharap proses pengolahan dengan pola tradisional ini dapat diganti dengan pola yang higienis dan modern sehingga hasil produksinya semakin berkualitas dan bertambah dengan catatan ciri khas dari kopi Rarak tidak hilang. 
    Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan melalui Kepala Seksi Produksi Perkebunan, Jeri Hermanto mengungkapkan bahwa selama ini pemerintah telah membantu masyarakat dengan memberikan bibit kopi yang berkualitas. Jeri berharap kepada petani kopi agar merawat bibit yang ditanam sehingga kualitas kopi bisa didapat. 
    “Walaupun tak banyak, bibit kopi yang berlabel dan berkualitas telah kami berikan, begitu juga untuk peningkatan Sumberdaya Manusianya, Dinas Perkebunan telah mengutus beberapa petani kopi rarak untuk mengikuti studi banding di Bali sehingga para petani dapat belajar cara budidaya yang baik sehingga produksi maksimal,” Ungkap Jeri. 
    Kepala Dusun Gong Datu, Mustan Unrang berharap pemerintah terus memberikan pelatihan, pembinaan dan pendampingan seperti yang dilakukan Staf Ahli bidang Ekonomi sehingga petani dan pengusaha kopi di rarak dapat berkembang dan usaha kopi ini dapat berkembang pesat. 
    “Kami juga memohon bantuan alat dari pemerintah agar produksi kami lebih banyak. Potensi lahan kopi disini sangat besar, ini satu-satunya desa yang menghasilkan kopi di KSB dalam jumlah banyak,” kata Kadus. 
    Kadus juga sangat menyayangkan adanya ternak yang memakan buah kopi milik beberapa warga. Kadus meminta agar warga yang mempunyai ternak dapat menjaga ternaknya, begitu juga dengan petani kopi agar menjaga dan memagar kebun kopinya sehingga potensi peternakan dan perkebunan kopi ini dapat berjalan dan berkembang secara beriringan. (feryal/tifa/rangga, www.kampung-media.com)

    No comments