Update Progres Pembangunan Panel Surya PLTS 50 MW di IKN
Pada kesempatan kali ini, akan kembali mengupdate progres proyek-proyek yang ada di kawasan ibukota Nusantara.
Kali ini akan mengupdate kondisi terkini pembangunan PLTS 50 MW.
Terdapat panel-panel surya yang nanti akan menyuplai sumber energi listrik ramah lingkungan ke kawasan KPP maupun ke kawasan-kawasan di sekitar KPP.
Untuk tahap pertama, pembangunan PLTS ini direncanakan akan rampung dalam waktu dekat ini.
Pada tahap pertama, rencananya 10 MW akan bisa didistribusikan ke kawasan KPP.
Jadi nanti ada 50 MW di tahap pertama, sekitar 10 MW, dan di tahap berikutnya adalah 40 MW.
Konsep dari pembangunan ibukota Nusantara adalah kota hijau, kota cerdas yang berkelanjutan, di mana sumber energinya juga harus ceramah lingkungan.
Lokasi dari pembangunan PLTS ini berada di kawasan hutan produksi industri eucalyptus, di mana hutan ini memang sengaja ditanam dan dipanen setiap 5 sampai 6 tahun sekali.
Ada pekerjaan-pekerjaan di area PLTS ini yang tinggal sebentar lagi, sepertinya, karena terlihat untuk tower-tower yang biasa di pembangkit listrik konvensional sudah mulai naik.
Bahkan untuk trafo juga terlihat sudah mulai dipasang atau diinstal.
Seperti yang dikutip Harianhaluan.com dari YouTube WPS Channel, ini adalah kawasan pembangunan PLTS 50 MW.
Jadi ini adalah lokasi tahap pertama sebesar 10 MW dan tahap berikutnya yang masih luas itu adalah tahap berikutnya, yaitu 40 MW.
Pembangunan PLTS ini merupakan kontribusi dari PLN, perusahaan listrik negara, yang ikut serta dalam membangun mendukung pembangunan ibukota Nusantara.
PLTS ini sendiri nanti akan difungsikan di setiap gedung, di setiap rumah.
Diketahui di setiap gedung maupun di setiap rumah, tapak jabatan menteri setiap atapnya dipasang panel-panel surya.
Energi terbarukan adalah salah satu sumber energi yang wajib di pembangunan ibukota Nusantara.
Jadi nanti, apabila ke sini, kemungkinan besar tidak akan menemui kendaraan-kendaraan berbahan bakar fosil.
Kendaraan umumnya sudah dibuat peraturan sedemikian rupa, hanya diperbolehkan kendaraan yang berbahan bakar ramah lingkungan atau kendaraan listrik.
Mungkin nanti ke depannya akan kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Fasilitas-fasilitas di pembangunan PLTS 50 MW ini akan coba dilihat.
Di sini terlihat masjid, ada mes pengelola atau tempat pengelola, dan juga ada bangunan-bangunan pendukung lainnya.
Nah, di area tengah-tengah ini, ini adalah akses jalan menuju ke kawasan pengelola.
Kelebihan dari PLTS ini adalah mengurangi emisi gas karbon.
Dan PLTS ini sedikit kekurangannya memang membutuhkan lokasi atau lahan yang sangat luas.
Karena untuk menempatkan panel-panel surya ke depannya mungkin di area Bendungan Semoyaku maupun di area-area bendungan bisa dipasang panel surya.
Seperti yang sudah dilakukan di Purwakarta, yaitu pembangkit listrik terapung terbesar di Asia Tenggara, yaitu PLTS Cirata.
Jadi selain fungsinya sebagai pembangkit listrik tenaga surya, panel-panel surya juga bisa mengurangi penguapan di area Bendungan.
Jadi airnya tidak gampang habis. Apalagi di kawasan ibukota Nusantara seperti yang diketahui untuk kondisinya memang lebih panas karena berdekatan dengan garis khatulistiwa Indonesia yang merupakan negara yang berdekatan dengan garis khatulistiwa.
.
Maka tentunya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau sendiri.
Energi matahari dari pagi sampai sore harus bisa dimanfaatkan dengan PLTS ini.
Jadi pemanfaatan sumber energi terbarukan, karena Indonesia berada di iklim tropis yang sebagian besar memiliki matahari setiap saat.
Pada akhir bulan ini, direncanakan Presiden Joko Widodo, menurut info terakhir, akan melaksanakan groundbreaking kembali di kawasan ibukota Nusantara.
Rencananya Sang Presiden juga akan meresmikan beberapa proyek yang sudah selesai, di antaranya adalah Bendungan Sepaku Emoi yang sudah mulai terisi air penuh dan sudah selesai progresnya.
Di mana di tahun ini memang sangat padat sekali untuk progres-progres atau proyek-proyek yang harus rampung.
Pelaksanaan upacara bendera pada 17 Agustus tahun ini tentunya harus didukung dengan prasarana dan sarana yang sudah lengkap, terutama di kawasan inti pusat pemerintahan atau di kawasan istana maupun kantor presiden.
Diharapkan agar pembangunan ini bisa berjalan lancar.
Pembangunan ini tidak lain adalah untuk pondasi Indonesia menjadi negara maju.
Untuk pemerataan pembangunan, di mana nanti pada tahun 2045, Indonesia memiliki bonus demografi dan juga 100 tahun Indonesia akan direncanakan dari sekarang untuk menjadi negara unggul dan juga negara maju.
No comments