Stop Gunakan Isu SARA di Pilgub NTB, Dosen UIN Ihsan Hamid Sebut Itu Cara Licik
Sejumlah tokoh
telah menyatakan akan bertarung dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara
Barat (NTB) 2024.
Beragam cara
dilakukan masing-masing bakal calon gubernur NTB untuk menarik perhatian
pemilih. Sayangnya, ada saja oknum yang masih menggunakan isu berbau SARA
(suku, agama, ras, dan antar golongan).
Salah satunya,
potongan video seorang pria mengomentari komposisi pasangan
Zulkieflimansyah-Suhaili FT atau Bang Zul-Abah Uhel.
Dalam video yang
beredar melalui pesan berantai di WhatsApp tersebut, pria itu menyindir
komposisi pasangan Bang Zul-Abah Uhel dengan sentimen kesukuan Sasak, Lombok
dan Samawa, Sumbawa. Dia bahkan mengucapkan kata-kata yang bernada merendahkan.
Dosen Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Dr Ihsan Hamid menyesalkan masih
ada pihak-pihak yang memainkan isu SARA dalam berpolitik.
Menurutnya, hal
itu sangat tidak bagus untuk pendidikan politik masyarakat NTB.
Ihsan menilai,
tim sukses maupun elite politik yang memainkan isu SARA berarti tidak dewasa
dalam berpolitik.
"Saya kira
itu menandakan dia (tim sukses) tidak siap kalah, oleh sebab itu tidak layak
dipilih menurut saya," kata Ihsan, kepada TribunLombok, Sabtu (15/6/2024).
Dosen politik UIN
Mataram itu menjelaskan, semua pihak sudah sepakat bahwa menggunakan isu SARA
dalam berpolitik merupakan cara licik menumbangkan lawan.
Keterbukaan
sistem demokrasi yang terjadi sekarang ini sebagai upaya untuk menghilangkan
isu SARA dalam setiap perhelatan demokrasi. "Artinya tidak layak sekali
sebagai isu untuk mempengaruhi pemilih," kata Ihsan.
Calon maupun tim
sukses pasangan calon hendaknya menjual gagasan, rekam jejak, dan prestasi yang
pernah dicapai selama ini.
"Persoalan
siapa memilih siapa, mau dia Sumbawa, Sasak tidak perlu menjadi alasan yang
sempit untuk mendeskridiitkan itu," kata Ihsan.
Ihsan berharap
para kontestan dan tim sukses tidak menggunakan isu SARA untuk menumbangkan
lawan di Pilgub nanti, melainkan bertarung secara dewasa dengan menjual ide dan
gagasan kepada masyarakat.
Selain para elit
politik, peran serta penyelenggara dalam hal ini KPU dan Bawaslu serta
stakeholder terkait untuk ikut jangan menggunakan isu-isu Sara saat Pilkada
berlangsung.
"Ini kita
memilih pemimpin daerah, bukan memilih pemimpin suku," lanjutnya.
Sejauh ini, sudah
ada tiga pasang yang akan maju di Pilgub NTB nanti. Mereka adalah pasangan
Sitti Rohmi Djalilah - HW Musyafirin (Rohmi Firin), Zulkieflimansyah - Suhaili
FT (Bang Zul - Abah Uhel) dan Lalu Gita Ariadi - Sukiman Azmi (Gita Sukiman).
Sementara satu
tokoh lainnya yakni Lalu Muhamad Iqbal hingga hari ini belum mengumumkan nama
pendampingnya di Pilgub nanti.
Kendati sejumlah
nama sudah menemukan pasangannya, namun tidak ada satu pasanganpun yang
mendapatkan surat rekomendasi partai politik yang akan digunakan untuk
mendaftar di Komisi Pemilihan Umum atau KPU.
No comments