Penasihat Presiden: MBG Dan 3 Juta Rumah Tentukan Pertumbuhan Ekonomi 2025
Bambang memaparkan, capaian pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,03% sebagian besar dipengaruhi oleh sektor konsumsi, yang terdorong oleh pelaksanaan dua agenda besar yakni Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) serentak.
Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi sempat bertumbuh menjanjikan sebesar 5,11% (yoy) pada kuartal pertama dan 5,05% (yoy) pada kuartal kedua.
"Kondisi tersebut terjadi karena adanya pemilihan Presiden, yang kita tahu menjadi peristiwa terbesar, peristiwa politik terbesar yang terjadi di Indonesia," ujar Bambang dalam agenda Economic Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (20/2).
Bambang pun menilai, tingkat pertumbuhan ekonomi 5,03% yang Indonesia raih di 2024 tersebut masih berada di level aman dan dapat dikatakan menenangkan, terlebih jika melihat kondisi perekonomian dunia saat ini.
"Jika kinerja (pertumbuhan ekonomi) menunjukkan kurang dari 5%, maka ada sesuatu yang salah dalam perekonomian kita. Namun jika saat ini masih berada di kisaran 5% atau lebih, saya rasa saat ini baik-baik saja," paparnya.
Namun pada 2025, Bambang mengingatkan, tidak ada lagi agenda besar setara pilpres yang dianggap mampu menstimulus sektor konsumsi.
Sementara itu, jika berpatok pada agenda besar lain pada 2025, Indonesia hanya relatif bisa bergantung pada dua momen tahunan, yakni Ramadan yang diakhiri dengan Idulfiti pada Maret dan Natal di pengujung tahun.
Oleh karena itu, Bambang menilai, sumber pertumbuhan saat ini yang paling dekat dengan konsumsi skala besar di level masyarakat adalah program masif yang dijalankan secara nasional, yakni MBG dan pembangunan rumah MBR.
"Karena MBG adalah program nasional, ini akan melibatkan banyak orang. Selama kita dapat membuat program lebih inklusif, tidak hanya melibatkan pemerintah atau perusahaan menengah atau besar tertentu, program ini seharusnya melibatkan lebih banyak usaha kecil dan menengah di semua desa di seluruh Indonesia," jelasnya.
Sosok yang pernah menjabat berbagai posisi Menteri di kepemimpinan Presiden Jokowi tersebut juga tak menampik, bila pelaksanaan program MBG banyak mengalami permasalahan kendala teknis dan lainnya. Meski demikian, Bambang mengatakan, hal tersebut lumrah terjadi di awal program yang bersifat masif.
Selanjutnya menurut Bambang, program tiga juta rumah MBR akan memberikan multiplier effect. Lantaran sektor konstruksi jadi salah satu yang berkontribusi tinggi bagi perekonomian tanah air.
"Ini akan melibatkan banyak hal, melibatkan industri baja, mungkin juga melibatkan industri kayu, dan akan melibatkan banyak industri lainnya," tuturnya.
No comments